Berada di perairan Selat Sunda, Pulau Sangiang mesti ditempuh menggunakan kapal nelayan dari pantai Anyer di Kabupaten Serang. Saat ini, ada puluhan warga yang berjuang hidup di tengah konflik agraria dan minimnya akses layanan dari negara.
Karena terisolasi itu, salah satu kebutuhan warga untuk penerangan dilakukan dengan menggunakan genset secara mandiri. Tapi, sejak tahun 2024, ada kelompok masyarakat sipil yang inisiatif membantu untuk memanfaatkan tenaga surya.
Inisiatif itu dibangun oleh kelompok Pena Masyarakat yang beberapa tahun terakhir melakukan pendampingan terhadap warga. Mereka membangun pembangkit sederhana agar tenaga surya bisa menerangi tanah di malam hari. Termasuk untuk menerangi lahan dari serangan babi.
“Kita bikin itu untuk alternatif penerangan ketika malam hari, kedua untuk melindungi diri dari babi (liar), takut si babi lewat nggeruduk bisa diantisipasi,” kata Aeng yang rutin melakukan pendampingan bercerita ke Surosowan.id pada Kamis (17/7/2025).
Alternatif menggunakan tenaga surya dilakukan karena genset yang berbiaya mahal. Aeng mengaku kelompoknya dibantu oleh beberapa elemen masyarakat sipil lain agar mengandalkan sekaligus memanfaatkan tenaga matahari.
Pembangunan pembangkit listrik tenaga surya atau PLTS mandiri ini juga katanya irit dan ramah lingkungan. Sampai saat ini, PLTS yang ada di Sangiang masih awet dan tidak menimbulkan dampak negatif bagi warga.
“Bicara PLTS ukuran alat lebih murah secara hitungan harga, daripada geothermal. Geothermal banyak hal yang harus dipaksakan agar mendapatkan tenaga listrik,” katanya.
Aeng menjelaskan dalam pembuatan geothermal di beberapa daerah sudah menimbulkan kerugian ekologis karena merusak lingkungan. Pengeboran itu menurutnya juga riskan menimbulkan kebocoran yang menimbulkan bahan kimia berbahaya.
“Ancamannya kalau ada kebocoran, belum lagi adanya gempa, geothermal ini ada penampung ternyata mengandung bahan kimia beracun asapnya,” katanya.
Aeng menyatakan pemerintah di Banten seharusnya berpikir menggunakan konsep transisi energi yang ramah lingkungan dengan membangun PLTS bukan malah memasifkan geothermal. Sebab menurutnya, geothermal sudah tidak efektif dan malah merugikan masyarakat.
“Solusi paling alternatif yah PLTS,” ucapnya.
Penulis:
Aris Eka Arsana, Jurnalis Warga Surosowan