Serang – Siapapun pengendaraanya, tentu mereka ingin mendapatkan akses jalan yang baik. Jalan yang tidak bergelombang, berlubang yang bisa membahayakan. Namun, bukan Banten namanya jika jalan bergelombang berlubang malah sering kita lihat bahkan di tengah kota.

Kami melakukan reportase sekedar ingin membuktikan seberapa nyaman perjalanan pengendara di Jalan Raya Serang-Pandeglang. Jarak yang ditempuh mulai dari traffic light Kebon Jahe hingga Pal Lima, persimpangan dekat Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B).

Selama reportase, kami menemukan berbagai lubang dan jalan bergelombang sepanjang ruas ini. Ukurannya beragam, ada yang panjangnya satu jengkal hingga sepanjang langkah kaki. Sebagai catatan, jalan ini sih masih sangat layak untuk dilalui.

Tapi, lubang jalan dan pengaspalan tidak rata ini tentu membuat guncangan bagi pengendara. Apalagi, ada tambalan aspal kelihatan asal-asalan. Keadaan ini tentu memancing keluhan pengendara dan warga. Mereka berpendapat fasilitas publik yang tidak memadai tentu menganggu kenyamanan dan mengancam keselamatan mereka.

Ada cerita dari warga bernama Ihsan asal Kelurahan Dalung, Kecamatan Cipocok Jaya. Ia pernah mengalami nasib sial akibat rusaknya sebagian titik jalan itu. Kala itu, ia memacu sepeda motornya pada malam hari dari arah Palima menuju rumahnya. Karena memiliki kualitas penglihatan yang minim, ditambah kondisi hujan deras, ban motor milik Ihsan membentur lubang di sekitaran wilayah Karundang.

“Kondisi emang lagi ujan. Ban saya rusak, harus ganti velg. Ya, jadinya harus ngorek kantong lagi, deh,” katanya sambil tertawa kepada penulis.

Pria berkacamata ini berpendapat, bahwa sebagian titik di Jalan Raya-Serang Pandeglang sudah cukup bagus. Namun, perlu ada perhatian khusus lagi dari pemerintah untuk merawatnya.

“Paling itu aja, tuh, tambalan di depan Pengadilan Negeri Serang tolong diapus. Ganggu,” ucap Ihsan. Ia juga berharap agar Pemerintah dapat segera mengatasi jalan yang masih berlubang juga lebih memprioritaskan kualitas aspal yang sesuai dengan kondisi jalanan.

Pengalamannya hanya satu dari sekian banyak kejadian. Bahkan, beberapa pengendara justru sempat ada yang mengalami kecelakaan akibat jalan yang rusak itu. Setidaknya itu kesaksian Ramadan, pedagang warung di sekitaran Lampu Merah Kebon Jahe.

Ramadan, yang telah sepuluh tahun menjaga toko bercerita dirinya kerap menjadi saksi mata kecelakaan pengendara sepeda motor akibat tambalan yang tak sesuai postur jalan. Tepatnya di depan Supermarket Mitra 10, Sempu.

Warung milik pria asli Cirebon ini hanya berjarak 50 meter dari lokasi tambalan cor yang kerap menjadi lokasi kecelakaan. Meski begitu, sepengetahuannya beberapa kejadian kecelakaan itu belum pernah ada yang memakan korban jiwa.

“Paling ya luka parah, luka ringan. Mungkin karena pengendara belum tahu kondisi jalanan terus ngebut, makanya gitu,” kata Ramadan.

ia juga mengkhawatirkan keamanan arus lalu lintas menjelang lebaran. Karena menurutnya, jalan Raya Serang-Pandeglang menjadi jalur mudik bagi para pengendara motor.
Mantan tukang becak ini juga menduga ada beberapa faktor yang membuat jalanan tidak awet. Faktor pertama, menurutnya, kualitas aspal yang kurang bagus. Selanjutnya ia juga mengatakan beban aspal jalan yang menjadi jalur kendaraan-kendaraan besar, seperti bus atau truk.

“Perbaikan sih ada. Tapi cuma kayak dicor doang. Enggak ngerti deh, apa faktor tanahnya gembos atau gimana,” ujarnya.

 

Ia tak berani berspekulasi lebih jauh, karena menurutnya itu kewenangan pemerintah. Meski begitu ia berharap seluruh fasilitas jalanan di Kota Serang dapat memberikan kenyamanan dan keamanan untuk pengendara.

Alif, Jurnalis Warga Banten

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here