Site icon Surosowan.id

Mulai Kemarau, Warga Kasemen Bergantung ke Sumur Bekas Kesultanan Banten

Serang – Salah satu hal yang menarik berada di Kelurahan Sawah Luhur, Kecamatan Kasemen Kota Serang. Di tengah-tengah hamparan persawahan terdapat salah satu sumur yang menjadi sumber kehidupan bagi warga dari empat kampung yang berada dekat dengan sumur.

Sumur tersebut berada di sekitar area tempat penziarahan Syekh Abdul Waffa yang merupakan salah satu murid dari Syekh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati. Area tersebut menjadi satu-satunya area yang kondisi airnya tidak payau atau asin, karena wilayah tersebut merupakan wilayah pesisir.

Tempat penziarahan dikelola oleh seorang warga bernama Imron. Ia menuturkan sebenarnya terdapat 9 sumur yang mengelilingi area pemakaman. Awalnya, hanya berbentuk kolam namun, untuk menghindari bentuk alam yang suatu saat berubah maka dari itu dibentuk sebuah sumur.

“Ada 9 sumur, satunya biasa digunakan masyarakat di depan yang kalo diambil 24 jam itu gabakal surut,” tuturnya

Sumur tersebut, lanjut Imron ada kaitannya dengan perjalanan syiar Wali Songo karena memang Syekh Abdul Waffa yang juga merupakan salah satu murid dari Sunan Gunung Jati. Tempat tersebut biasa digunakan untuk wisata religi namun sedikit yang mengetahui sehingga kondisinya cukup sepi tidak seramai wisata Banten Lama.

“Iya mungkin ini berkah peninggalan leluhur, jadi kita bisa nikmatin hasilnya,” ujar Imron

Imron sendiri sudah menjaga penziarahan itu sejak tiga tahun lalu. Dengan anggaran seadanya ia menjaga sumur-sumur tersebut tetap terjaga.

Di lain sisi, pada musim kemarau seperti saat ini, warga kadang datang membawa jeriken dan galon setiap hari untuk mengambil air. Air bersih itu untuk kebutuhan seperti masak, mandi dan juga minum.

Bahkan, warga dari empat kampung seperti Kampung Kebasiran, Kampung Kemayungan, Kampung Menggerong dan Kampung Setu bergantung pada air sumur itu. Di kampung itu tidak ada sumur bor yang termasuk dari pemerintah.

“Saya ngambil dari sini aja mas setiap hari bisa dua kali balikan, karena bikin sumur juga asin airnya,” kata Jauri warga kampung kebasiran

Sementara itu, Siti Nurlela warga Kampung Kemayungan yang juga bergantung pada sumur itu. Kondisi kemarau yang sudah satu menginjak satu bulan belum terdapat bantuan air bersih dari pemerintah.

“Sekarang sih belum, kalo ada juga sesekali jadi biasanya ke sini,” Ujar Siti

Meski setiap hari warga bergantung pada sumur tersebut, air dari sumur tersebut tidak pernah kering terlebih pada musim kemarau. Imron selaku pengelola mengharapkan sumur tersebut terus membantu masyarakat terlebih pada kondisi kemarau saat ini. (JW/RED)

Exit mobile version