Serang – Apa jadinya jika guiding block atau ubin untuk mengarahkan dan menavigasi tunanetra saat berjalan ‘diblokir’. Ubin kuning dengan garis lurus dan bulat sebagai pemandu ini malah terblokir warung dan kendaraan di Jalan Jenderal Soedirman, Kota Serang.
Kami menemukan kondisi itu sepanjang kami menelusuri fasilitas guiding block mulai dari depan Kampus UIN Maulana Hasanuddin sampai ke Alun-alun Kota Serang. Ada jalur yang terputus, dijadikan tempat parkir dan bahkan ada yang tertutup oleh warung yang berdiri di bahu trotoar.
“Tertutup warung menurut saya tidak, karena warung-warung tersebut masih dibelakang guiding block, kecuali warung lesehan,” kata warga bernama Ridwan ke Jurnalis Warga Banten.
Ia kurang setuju jika warung kecil yang berdiri di bahu trotoar mengganggu jalur tunanetra itu. Menurutnya, ada pemilik usaha kecil banyak yang tertib berdiri di belakang guiding block. Meskipun, saat malam memang jalan itu ditutup oleh pemilik warung makan lesehan.
“Tertutup warung menurut saya tidak, karena warung-warung tersebut masih dibelakang guiding block, kecuali warung lesehan,” ucapnya menambahkan.
Yang justru mengganggu jalur ini menurutnya adalah ojek online. Trotoar bahkan digunakan untuk parkiran oleh mereka di saat menunggu penumpang.
“Kalau menurut saya, untuk ojek online yang sering parkir di trotoar mengganggu, karena memang jalan ini kan untuk pejalan kaki, tapi mereka sering sekali parkir sembarangan,” kata warga bernama Ridwan ke Jurnalis Warga Banten.
Masyarakat di sepanjang jalur arteri ini rasa-rasanya tidak terlalu memahami apa fungsi dari guiding block. Ada warga yang merasa miris karena akses untuk tunanetra yang tidak diperhatikan baik oleh pemerintah dan warganya sendiri. Mestinya, akses aman dan nyaman juga jadi perhatian semua pihak.
“Memang seharusnya jalanan ini untuk pejalan kaki saja, namun banyak masyarakat yang menyalahgunakan. Kalau saya tidak setuju dengan perilaku tersebut, seharusnya dari pihak dinas atau gubernur kontrol jalanan ini untuk memudahkan akses pejalan kaki maupun tunanetra,” kata warga bernama Abdullah.
Najib dan Eca, Jurnalis Warga Banten